Jumat, 09 April 2010

Kenali Gejala Awal Anak Autis

AUTIS adalah gangguan perkembangan pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan bahasa, perilaku, komunikasi, emosi dan interaksi sosial. Yulia, seorang terapis autis di Pelita Bunda, Terapi Center Jl Markisa No 58, Voorfo, Samarinda Ulu mengatakan, setiap anak penderita autis, memiliki kasus yang berbeda-beda.

Tingkah laku anak autis pun beragam. Ada yang berteriak, super aktif berlari-lari, menangis hingga tidur. "Ada anak yang hiperaktif tetapi ada anak yang hanya diam karena terlambat berbicara. Namun, secara intelektual kemampuan anak autis adalah normal," ungkapnya.

Lulusan sarjana Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Surabaya ini memaparkan, gejala autis bisa dilihat dari anak usia 3 bulan. Salah satunya, bisa dilihat dari kontak mata anak, apakah anak tersebut melihat atau tidak.

"Karena itu, orangtua jangan senang dulu apabila anaknya pendiam dan cenderung tidak merespon apa yang kita berikan. Orangtua jangan bangga saat dibawa ke mal anaknya cuma diam dan tidak rewel. Bisa jadi itu adalah tanda-tanda anak autis," katanya.

Menurut Yulia, dari segi fisik, anak autis tak berbeda dengan anak normal pada umumnya. Namun dari segi prilaku mereka memang berbeda. Cenderung hiperaktif atau bahkan hanya diam. Wanita berjilbab ini tidak memungkiri komunikasi menjadi kendala utama anak-anak autis.

"Mereka memang sulit diajak berkomunikasi, kita harus menggunakan bahasa 'robot'," tambah Yulia.

Yang dimaksud Yulia, bahasa robot adalah komunikasi yang tegas. Anak-anak autis cenderung bingung apabila menggunakan bahasa yang sulit dimengerti. "Apabila tidak, katakan 'tidak'. Jangan bertele-tele, karena anak-anak autis akan bingung. Karena itu, orangtua harus bekerjasama dengan tempat terapi mengenai bahasa. Komunikasi bahasa di rumah dan diterapi harus sama," kata Yulia.

Sementara itu, Farah Flamboyan ST, Kepala Pelita Bunda mengatakan, bahwa jumlah anak autis binaannya semakin bertambah. Ia pun berpesan kepada orangtua yang memiliki anak autis agar tidak putus asa dan terus berjuang untuk anaknya. Bukan untuk kesembuhan tetapi untuk kemandirian.

"Binaan kami di Pelita Bunda saat ini sudah mencapai 34 anak. Mulai usia 2 sampai 12 tahun," jelas Farah.

Menurut Farah, setiap anak memilih hak untuk mendapatkan pendidikan yang sama. Begitu halnya dengan anak-anak luar biasa, salah satunya penderita autis. Sayangnya, saat ini pendidikan untuk anak autis masih cukup mahal. "Anak-anak autis tidak mengenal ras, agama atau golongan. Semua anak dari kalangan manapun bisa terkena autis," kata Farah.

Biaya per anak mulai dari Rp600 ribu, termasuk terapi dan biaya sekolah. Tidak heran, Farah mengharapkan perhatian dari pemerintah untuk membantu anak-anak penderita autis. Sejauh ini, Pelita Bunda hanya memberikan subsidi bagi yang tidak mampu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar